Perekonomian Kabupaten Bandung

Diposting sama :

Kelompok 1 PLH

Date:

Sabtu, 22 Agustus 2015

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan Nilai Tambah Bruto (NTB)

Salah satu indikator makro Ekonomi yang menjadi acuan adalah Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bandung pada tahun 2010 mencapai 5,88 %. Jika dilihat dari pertumbuhan tiap-tiap sektor ekonomi terlihat bahwa pada tahun 2010 hampir semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif, dua sektor yang mengalami perlambatan pertumbuhan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sektor pertambangan dan penggalian; dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami pertumbuhan sampai 8,21 %, sedangkan sektor yang mengalami pertumbuhan terendah yaitu sebesar 4,87 % adalah sektor pertambangan dan penggalian.



Penurunan tingkat inflasi ini terjadi di seluruh sektor perekonomian, bahkan sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami deflasi hingga 5,21% dari tingkat inflasi 9,64% pada Tahun 2008. Deflasi pada sektor pengangkutan terjadi pada sub sektor angkutan jalan raya sedangkan pada sektor komunikasi terjadi sebagai dampak dari pemberlakuan kebijakan penurunan tarif interkoneksi layanan selular pada Tahun 2008. Sektor ekonomi lainnya yang mengalami penurunan tingkat inflasi terbesar adalah sektor industri pengolahan dan sektor bangunan/konstruksi, yang masing-masing mengalami penurunan inflasi hingga 2,09% dan 2,60% dari 9,46% pada Tahun 2008.



Tingkat Inflasi

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus berkaitan dengan mekanisme pasar. Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dilihat pula dari kemampuan penduduk dalam mengkonsumsi barang dan jasa. Perkembangan barang dan jasa ini berdampak langsung terhadap tingkat daya beli dan biaya hidup penduduk. Jika harga-harga secara umum meningkat maka bisa terjadi daya beli penduduk menurun. Tahun 2010, tingkat inflasi di Kabupaten Bandung meningkat 2,51 poin, yaitu dari 3,15 % pada tahun 2009 menjadi 5,66 % pada tahun 2010. Peningkatan ini masih termasuk inflasi ringan (di bawah 10 % per tahun). Menurunnya tingkat inflasi ini juga tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah.





Peningkatan inflasi tertinggi terjadi pada sektor pertanian yang mencapai 8,03 persen, kemudian disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 6,26 %, serta sektor jasa-jasa sebesar 6,06 %. Adapun sektor lainnya berkisar antara 1,80 – 5,59 %.

Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (Pertumbuhan PDRB)

PDRB Kabupaten Bandung menggambarkan pertumbuhan ekonomi, Secara umum kondisi makro ekonomi Kabupaten Bandung, meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, hal itu tidak lepas dari kondisi fundamental makro yang mempengaruhi seperti Stabilitas politik dan demokrasi, dukungan kepercayaan dunia usaha dan keyakinan pada kinerja perekonomian nasional yang terus membaik membuat pertumbuhan ekonomi nasional tumbuh di tahun ini. Kondisi ekonomi nasional yang positif ini berimbas pada perekonomian Kabupaten Bandung untuk tahun 2010, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bandung tercatat meningkat, dengan pertumbuhan mencapai 5,88 persen, sedang untuk tahun 2009 berkisar sekitar 4,34 persen.

Sektor yang membuat kenaikan secara signifikan diperoleh dari sektor industri. Namun perlu dicatat juga terjadi penurunan dari sektor-sektor ekonomi lainnya, yaitu pertambangan dan pengalian, dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Untuk tahun 2010, PDRB Kabupaten Bandung mengalami peningkatan dibandingkan dengan PDRB untuk tahun 2009 dan tahun-tahun sebelumnya. Baik itu dilihat dari PDRB atas harga berlaku maupun PDRB atas dasar harga konstan. Untuk tahun 2010, PDRB atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan sebesar Rp 4,89 triliun, sedangkan untuk PDRB atas dasar harga konstan mengalami kenaikan sebesar Rp 1, 2 triliun. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bandung secara umum pertahun dapat dilihat dari tabel berikut :


Secara umum Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bandung selalu mengalami peningkatan, baik itu dilihat dari PDRB ADH Konstan maupun PDRB ADH berlaku, namun pertumbuhan PDRB Kabupaten Bandung tahun 2009 mengalami penurunan itu disebabkan karena dampak Krisis global yang dialami dunia yang berimbas pada PDRB Kabupaten Bandung. Memasuki tahun 2010 PDRB Kabupaten Bandung kembali menunjukkan kondisi pertumbuhan yang normal. Kondisi ini tidak terlepas dari adanya pertumbuhan pada bagian semua sektor lapangan usaha Nilai PDRB tak lepas dari nilai-nilai PDRB persektor yang menjadi pembentuk PDRB secara umum, berikut Pertumbuhan PDRB ADH konstan dan berlaku per sektor.



PDRB Perkapita

PDRB per kapita atau pendapatan per kapita merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara makro. PDRB Perkapita berdasarkan harga berlaku pada Tahun 2010 menunjukkan peningkatan lebih besar dibandingkan dengan PDRB per kapita berdasarkan harga konstan. PDRB per kapita berdasarkan harga berlaku mencapai Rp. 12.856.303,00, angka ini meningkat 5,01% dibandingkan Tahun 2008 yang mencapai Rp 12.242.428,00. Nilai PDRB perkapita atas dasar konstan yang menggambarkan pendapatan riil penduduk Kabupaten Bandung jika dibandingkan dengan PDRB perkapita harga berlaku hanya meningkat sebesar 0,69%, yaitu dari Rp. 6.402.393,00 pada Tahun 2008 menjadi Rp. 6.446.689,00 pada Tahun 2009.
Hal ini sejalan dengan peningkatan daya beli pada tetapi walaupun demikian peningkatan PDRB menggambarkan sepenuhnya secara riil. Kenaikan terkandung Faktor Inflasi yang sangat berpengaruh IPM pada tahun 2008 - 2010, pada perkapita yang dihitung belum daya beli masyarakat karena masih terhadap daya beli masyarakat.



Daya Beli Masyarakat

Indikator daya beli yang digunakan sebagai acuan untuk mengukur kemajuan pembangunan manusia adalah konsumsi/pengeluaran riil perkapita berdasarkan paritas daya beli dalam rupiah. Kemampuan daya beli penduduk Kabupaten Bandung tahun 2010 berada pada kisaran Rp 572.910,00 (lima ratus tujuh puluh dua ribu sembilan ratus sepuluh rupiah). Angka ini meningkat Rp 7.590,00 dibandingkan dengan tahun 2009, di mana pada tahun 2009 kemampuan daya beli penduduk Kabupaten Bandung sebesar Rp 565.320,00 (lima ratus enam puluh lima ribu tiga ratus dua puluh rupiah).

IPM merupakan salah satu indikator penting yang digunakan dalam perencanaan kebijakan dan evaluasi pembangunan, karena nilai IPM mencakup 3 tiga bidang pembangunan manusia yang diangap paling mendasar, yaitu Angka harapan hidup, pengetahuan, dan hidup layak. Nilai ini menggambarkan potret pembangunan manusia Kabupaten Bandung dari kondisi fisik manusia (kesehatan dan kesejahteraan), maupun non-fisik (intelektualitas). Pencapaian hasil IPM merupakan hasl pencapaian jangka waktu yang panjang. Peningkatan IPM pada prinsipnya merupakan perubahan pola pikir manusia, yaitu perubahan untuk semakin berperilaku hidup bersih dan sehat (Bidang kesehatan); Peningkatan intelektual (pendidikan) dan peningkatan kemampuan bersaing secara ekonomi (bidang ekonomi).

 

Secara umum nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk tahun 2010 sebesar 74,24 poin, terjadi peningkatan dari tahun 2009 yang sebelumnya 73,39 poin.

Tingkat Inflasi

Rabu, 18 Januari 2012
0 0

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus berkaitan dengan mekanisme pasar. Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dilihat pula dari kemampuan penduduk dalam mengkonsumsi barang dan jasa. Perkembangan barang dan jasa ini berdampak langsung terhadap tingkat daya beli dan biaya hidup penduduk. Jika harga-harga secara umum meningkat maka bisa terjadi daya beli penduduk menurun. Tahun 2010, tingkat inflasi di Kabupaten Bandung meningkat 2,51 poin, yaitu dari 3,15 % pada tahun 2009 menjadi 5,66 % pada tahun 2010. Peningkatan ini masih termasuk inflasi ringan (di bawah 10 % per tahun). Menurunnya tingkat inflasi ini juga tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah.

Berikut gambaran keadaan tingkat inflasi dari tahun 2008-2010 adalah :


Dilihat dari sektor kegiatannya, tingkat Inflasi PDRB Kabupaten Bandung dari tahun 2008 - 2010 adalah:



Peningkatan inflasi tertinggi terjadi pada sektor pertanian yang mencapai 8,03 persen, kemudian disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 6,26 %, serta sektor jasa-jasa sebesar 6,06 %. Adapun sektor lainnya berkisar antara 1,80 – 5,59 %. - See more at: http://www.proxybrowser.org/browse.php?u=SmO58ETper4fbuSbLPOxr1ZYbBf8mjmqM%2BC6SvWw5mmGOSJHEwP%2BCUDR0xXCg8zOBgU%3D&b=5#sthash.KStuh8Pf.dpuf

Tingkat Inflasi

Rabu, 18 Januari 2012
0 0

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus berkaitan dengan mekanisme pasar. Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dilihat pula dari kemampuan penduduk dalam mengkonsumsi barang dan jasa. Perkembangan barang dan jasa ini berdampak langsung terhadap tingkat daya beli dan biaya hidup penduduk. Jika harga-harga secara umum meningkat maka bisa terjadi daya beli penduduk menurun. Tahun 2010, tingkat inflasi di Kabupaten Bandung meningkat 2,51 poin, yaitu dari 3,15 % pada tahun 2009 menjadi 5,66 % pada tahun 2010. Peningkatan ini masih termasuk inflasi ringan (di bawah 10 % per tahun). Menurunnya tingkat inflasi ini juga tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah.

Berikut gambaran keadaan tingkat inflasi dari tahun 2008-2010 adalah :


Dilihat dari sektor kegiatannya, tingkat Inflasi PDRB Kabupaten Bandung dari tahun 2008 - 2010 adalah:



Peningkatan inflasi tertinggi terjadi pada sektor pertanian yang mencapai 8,03 persen, kemudian disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 6,26 %, serta sektor jasa-jasa sebesar 6,06 %. Adapun sektor lainnya berkisar antara 1,80 – 5,59 %. - See more at: http://www.proxybrowser.org/browse.php?u=SmO58ETper4fbuSbLPOxr1ZYbBf8mjmqM%2BC6SvWw5mmGOSJHEwP%2BCUDR0xXCg8zOBgU%3D&b=5#sthash.KStuh8Pf.dpuf

Tingkat Inflasi

Rabu, 18 Januari 2012
0 0

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus berkaitan dengan mekanisme pasar. Tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dilihat pula dari kemampuan penduduk dalam mengkonsumsi barang dan jasa. Perkembangan barang dan jasa ini berdampak langsung terhadap tingkat daya beli dan biaya hidup penduduk. Jika harga-harga secara umum meningkat maka bisa terjadi daya beli penduduk menurun. Tahun 2010, tingkat inflasi di Kabupaten Bandung meningkat 2,51 poin, yaitu dari 3,15 % pada tahun 2009 menjadi 5,66 % pada tahun 2010. Peningkatan ini masih termasuk inflasi ringan (di bawah 10 % per tahun). Menurunnya tingkat inflasi ini juga tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah.

Berikut gambaran keadaan tingkat inflasi dari tahun 2008-2010 adalah :


Dilihat dari sektor kegiatannya, tingkat Inflasi PDRB Kabupaten Bandung dari tahun 2008 - 2010 adalah:



Peningkatan inflasi tertinggi terjadi pada sektor pertanian yang mencapai 8,03 persen, kemudian disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 6,26 %, serta sektor jasa-jasa sebesar 6,06 %. Adapun sektor lainnya berkisar antara 1,80 – 5,59 %. - See more at: http://www.proxybrowser.org/browse.php?u=SmO58ETper4fbuSbLPOxr1ZYbBf8mjmqM%2BC6SvWw5mmGOSJHEwP%2BCUDR0xXCg8zOBgU%3D&b=5#sthash.KStuh8Pf.dpuf

0 komentar:

Copyright © 2015 Kelompok 1 PLH Blog | KELOMPOK 1 PLH XI IPS 3|Didukung Sama Kamu :* | Designed by MeongBudiXV dan Eka